Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Ada ungkapan yang mengatakan segala sesuatu yang berlebihan tidaklah
baik. Termasuk pula urusan bedong-membedong dan kereta bayi (stroller).
Terlalu
sering membedong bayi dan meletakkannya di stroller rupanya dapat
mengganggu perkembangan otak mereka. Konsekuensinya akan terasa saat
mereka dewasa kelak.
Otak sedang pesat-pesatnya berkembang selama
1.000 hari atau sekitar 3 tahun sejak pembuahan. Masa ini disebut
periode emas. Otak yang bertumbuh optimal selama masa itu akan
menghasilkan anak yang cerdas dan berkarakter.
Setelah periode emas berlalu, perkembangan otak mulai melamban. Setiap harinya otak tumbuh lebih lambat dari hari sebelumnya.
Selain
asupan nutrisi yang baik, perkembangan otak yang optimal selama periode
emas juga sangat bergantung pada intensitas stimulasi-stimulasi fisik
orang tua.
Irene F. Mongkar, Pakar Stimulasi Anak, saat acara
Prenagen Pregnancy Educational Journey di Kota Kasablanka, akhir pekan
lalu, mengatakan stimulasi atau rangsangan tersebut terbagi atas dua
jenis, rangsangan sensorik dan motorik.
Rangsangan sensorik mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan panca indra manusia, seperti melihat, meraba, dan mendengar.
Oleh karena itu, Irene mewanti-wanti para ibu dan ayah untuk lebih sering melakukan kontak fisik dengan bayinya.
"Bayi
sangat membutuhkan kehangatan orang tuanya. Jadi ketimbang menaruhnya
di stroller, lebih baik Anda menggedongnya. Mana yang lebih berat? tas
yang berisi susu dan perlengkapan bayi atau bayi Anda?" ujar Irene di
acara yang dihadiri ratusan orang tua itu.
Sementara rangsangan
motorik berhubungan dengan gerak tubuh manusia. Sangat disarankan, para
orang tua memberikan kesempatan bayinya bergerak sebebas-bebasnya.
Biarkan bayi leluasa menggunakan tangan, kaki, mata, dan mulutnya.
"Oleh karena itu, bayi jangan terlalu sering dibedong supaya mereka bebas bergerak," ujar Irene.
Fase
merangkak juga termasuk dalam rangsangan ini. Orang tua sebaiknya
jangan terlalu senang dulu jika anaknya sudah bisa berjalan. Bila belum
terlalu fasih berjalan, biarkan bayi merangkak.
Menurut Irene, merangkak sangat penting sebagai langkah awal bayi melawan gravitasi untuk melawan kelumpuhan.
"Merangkak
juga melatih bayi mengenal dunia tiga dimensi, misal ketinggian dan
kedalaman," kata Irene yang memiliki pusat pelatihan bayi dan orang tua
di kawasan Gading Serpong, Tangerang,
Beberapa fungsi merangkak
lainnya antara lain melatih konvergensi, meningkatkan konsentrasi,
melatih posisi langkah dengan sempurna, belajar keseimbangan, memperkuat
tangan sebagai bekal kemampuan untuk menulis.