Labels
- Ambeien (1)
- Ambeyen (1)
- Anak (16)
- ASI (3)
- Autis (1)
- Bahaya Rokok (2)
- bayi (18)
- Fashion Tips (1)
- Gigi Dan Mulut (1)
- Intimacy (3)
- Jantung (2)
- Kandungan (5)
- Kanker/ Cancer (2)
- Kehamilan (12)
- Keluarga (1)
- Keputihan (1)
- Keringat (2)
- Ketiak (1)
- Kewanitaan (3)
- Kuku/ Nail (1)
- Kulit (3)
- Leher (1)
- Lingkungan (4)
- Makanan (2)
- Manfaat Buah (1)
- Mata (2)
- Melahirkan (1)
- Meningitis (1)
- Menstruasi (1)
- Menyusui (3)
- Mitos (1)
- Obat - obatan (1)
- Orang tua (4)
- Parenting (10)
- Pencernaan (1)
- Persalinan (1)
- Polusi (1)
- Pria (2)
- Prostat (1)
- Racun (1)
- rahim (2)
- Relationship (2)
- Resep Makanan Bayi (1)
- Sakit Kepala (1)
- Sex/ Seks (24)
- THT (2)
- Tips Fashion (1)
- Tips Kecantikan (1)
- Wasir (1)
- Water birth (1)
Total Tayangan Halaman
Jaga Hubungan dengan Ibu Nggak Hanya di Hari Ibu
Sabtu, 20 Agustus 2011The heart of a mother is a deep abyss at the bottom of which you will always find forgiveness. Yes, kasih Ibu memang tiada bandingnya, begitulah kata pepatah. Kadang mungkin kamu merasa rindu kalau membuka kembali album foto lama yang membawa kembali kenangan bareng Ibu sewaktu kecil. Bandingkan bagaimana hubungan kamu dengan Ibu saat dulu masih di bangku sekolah, dengan sekarang. Perbedaan mungkin ada, namun bagaimana cara mempertahankan hubungan harmonis di atas perbedaan-perbedaan tersebut? Read on! Oleh: Dey Ainiswari
As we all grow up as women, kita tidak lagi berpikir dan bertindak seperti saat kita balita atau remaja. Segala bentuk pengalaman yang kita dapat selama kita hidup sudah bukan lagi merupakan hasil dari ‘dikte’ orang tua kita. Kita mulai belajar bagaimana memutuskan sesuatu serta bertanggung jawab terhadap apapun konsekuensi dari keputusan tersebut. Kita mulai mematangkan diri dan memiliki pemikiran, prinsip dan gaya hidup individual yang mungkin berbeda dengan orang tua kita, khususnya Ibu. Tidak ada lagi perintah, ancaman, atau peraturan-peraturan yang dapat Ibu berikan terhadap kita, dengan tujuan untuk involve dalam kehidupan kita,because we’re not girls anymore.Untuk itu dibutuhkan beberapa sikap yang dapat kita lakukan untuk mempererat hubungan dengan Ibu kita, tanpa harus mengorbankan independensi kita.
Ubah perilaku dan pikiran kita
Kita tidak bisa merubah orang lain,they would change themselves. Jadi, jika ada satu atau lebih perilaku yang kita rasa kurang cocok dengan kita, cobalah untuk lebih open-minded dan beradaptasi. Sehingga pikiran-pikiran negatif tidak menjadi penghambat jalannya komunikasi efektif antara kita dan orang tua.
Terbuka dengan batasan yang ada
Walaupun kita tidak bisa merubah perilaku orang tua, kita tetap memiliki hak untuk menyampaikan beberapa batasan agar tidak overstepped terhadap masalah kita. Ingatkan kembali secara gentle bahwa sebagai perempuan dewasa, kamu memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dengan resiko yang ada.
Luka lama, tutup saja
Hindari membicarakan hal-hal lama yang kita tahu tidak ada ujungnya dan hanya akan menimbulkan sakit hati diantara kedua belah pihak. Some things are better
Spend some quality time
Luangkan waktu dan lepaslah dari kesibukan-kesibukan kita untuk menghabiskan waktu di rumah. Atur jadwal untuk beraktivitas dengan Ibu yang dapat mengembalikan kembali bonding time yang sudah lama tidak dilakukan. Bisa dengan memasak bareng di rumah atau pergi perawatan diri ke salon berdua.
Hadapi masalah dengan kepala dingin
Jika suatu masalah datang diantara kamu dan Ibu, lihatlah masalah tercipta karena adanya faktor eksternal dan bukan mengungkit-ungkit kembali kesalahan-kesalahan lama atau kekurangan-kekurangan kecil dari masing-masing pihak.
Say, “Thank you.”
Ingat kembali hal-hal baik yang telah Ibu lakukan kepadamu (there must be like zillion things!), dan jangan lupa ucapkan terima kasih sebagai rasa syukur dan penghargaanmu untuk perempuan yang telah melahirkan kita. Dengan begitu, Ibu akan selalu merasa diingat dan berperan bagi kita.
And say, “Hello, how are you? I love you!”
Jarak semestinya sudah bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak berkomunikasi dengan orang tua. Berbagai cara dapat kita lakukan untuk bisa get in touch with them. E-mail, surat, messenger, facebook, telepon, BBM, you name it—bisa jadi cara untuk kita say, “Hi!” kepada mereka.
Jadi semakin rindu nggak sih dengan Ibu kita di rumah?
Sumber: fimela.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri kesehatan ter-Populer
-
Banyak pasangan takut melakukan seks oral karena, katanya seks oral itu “kotor” dan bisa menimbulkan penyakit kelamin, termasuk HIV dan AIDS...
-
Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum s...
-
VIVAnews - Setelah bercinta dengan pasangan, hal paling ideal dilakukan adalah bermanja-manjaan. Tetapi, banyak pasangan yang setelah ber...
-
Urtikaria merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai. Dapat terjadi secara akut maupun kronik, keadaan ini merupakan masalah untuk pende...
-
Usia kehamilan Anda sudah memasuki minggu ke 35, Mam? Pada usia kehamilan ini, diharapkan si Kecil sudah siap dilahirkan dengan posisi k...
-
Saat itu adalah hari yang membanggakan bagi Budi. Ia diharapkan menjadi bintang pada permainan sepak bola di pertandingan antarpropinsi. Pel...
-
Angela, sebut saja begitu, mengeluh kepada Vanda sahabatnya, “Bagaimana mau menikmati? wong baru sebentar saja sudah muncrat!” ujar Angela. ...
-
Ada bermacam-macam kebutuhan biologis manusia, salah satunya adalah kebutuhan untuk melakukan hubungan seks. Yang dimaksud pada artikel ini ...
-
Berikut kiat dari dr. Ferryal Loetan, Sp.RM, ASC&T, Mkes-MMR : 1. Bagi suami dan istri makanlah banyak ikan dan sayuran hijau 2. ...
-
VIVAnews - Wanita cenderung suka bermanja-manja dengan pasangannya usai bercinta. Mayoritas suka sekali dipeluk. Tapi mengapa banyak pria ...
0 comments:
Posting Komentar